Judul Buku :
Negeri 5 Menara
Penulis :
A. Fuadi
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cetakan :
ke 15 , Maret 2012
Tebal :
425 halaman
A.
SINOPSIS CERITA
Cerita ini dimulai ketika Alif di Washington DC dan mengenang saat Alif masih menjadi siswa madrasah tsanawiyah (setingkatSMP) di Agam, Sumatera Barat. Alif sangat bermimpi untuk dapat melanjutkan ke SMAterbaik di Bukittinggi. Tapi, orang tuanya sangat menginginkan dia masuk ke sekolah agama.Untuk anak seusianya Alif sangat mengingikan melanjutkan pendidikannya ke SekolahUmum dengan beragam bayangannya tentang keindahan masa-masa SMU.Berkat informasidari Pak Etek Gindo, akhirnya Alif memilih masuk Pondok Madani, tempat pertama kali Alif Fikri berkenalan dengan dunia jurnalistik dan kewartawanan. Sebagian besar buku ini menceritakan tentang 6 sekawan yang dijuluki sahibul menara,yakni: Alif, Dulmajid, Atang, Baso, Raja dan Said dalam hari-hari mereka di PesantrenMadani (PM).
Cerita ini dimulai ketika Alif di Washington DC dan mengenang saat Alif masih menjadi siswa madrasah tsanawiyah (setingkatSMP) di Agam, Sumatera Barat. Alif sangat bermimpi untuk dapat melanjutkan ke SMAterbaik di Bukittinggi. Tapi, orang tuanya sangat menginginkan dia masuk ke sekolah agama.Untuk anak seusianya Alif sangat mengingikan melanjutkan pendidikannya ke SekolahUmum dengan beragam bayangannya tentang keindahan masa-masa SMU.Berkat informasidari Pak Etek Gindo, akhirnya Alif memilih masuk Pondok Madani, tempat pertama kali Alif Fikri berkenalan dengan dunia jurnalistik dan kewartawanan. Sebagian besar buku ini menceritakan tentang 6 sekawan yang dijuluki sahibul menara,yakni: Alif, Dulmajid, Atang, Baso, Raja dan Said dalam hari-hari mereka di PesantrenMadani (PM).
Senang, duka, cemas, takut dan bahkan
terancam mereka lalui bersama. Inisemua bermula ketika mereka berenam diringkus
salah seorang dari bagian keamananbernama Sunjai (yang kemudian sahibul menara
juluki Tyson karena perawakannya) karenatelat sholat maghrib 5 menit akibat
mereka belum selesai mengangkat almari yang merekabutuhkan (PM sangat
menjunjung tinggi ketepatan waktu dan aturan, segala kegiatan PMdiatur oleh
dentang sebuah lonceng raksasa), nah akibat kejadian itu mereka digelandang
diMahkamah Keamanan Pusat, dimana tempat itu dijuluki tempat angker karena
kebanyakandari para murid yang pernah menginjakkan kaki mereka merasa ketakutan
saat disidang.Setelah dari Mahkamah tersebut, keenamnya dihukum menjadi jasus
alias pencatatpelanggaran! Sejak saat itulah Alif, Dulmajid, Atang, Baso, Raja
dan Said menjadi sahabatdekat, bahkan dianggap seperti keluarganya
sendiri.Tentang sahibul menara sendiri, itu karena kebiasaan mereka
menghabiskan waktu untukbersenda gurau, belajar sampai bertukar pikiran di
bawah sebuah menara masjid PM yangbesar. Maka dari itu mereka dijuluki sahibul
menara atau pemilik menara. Awal mulanyapun cukup sederhana, berawal dari
hukuman yang mereka dapatkan mereka seringberkumpul bersama untuk membicarakan
segala hal, tetapi karna segala penjuru berisidengan orang-orang maka mereka
memutuskan untuk mencari tempat lain yang tidakmenimbulkan keributan hingga
sampai ketika said sang ketua kelas dan pemimpin merekaberteriak untuk
mengikutinya ke sebuah tempat di dekat mejid tepatnya di bawah kakimenara.
Semenjak itu, mereka selalu berkumpul tepat di bawah kaki menara. Itulah
awalmula mereka dijuluki sebagai sahibul menara, orang yang punya menara.
Hal yang menarik lainnya adalah ketika
A. Fuadi bercerita panjang lebar tentang perantauanAlif dalam mencari ilmu,
yang sebagian besar mengisahkan Alif dan kawan-kawannya dariberbagai daerah
selama menuntut ilmu di Pondok Madani, serta pengalaman Alif menjadiwartawan.Harian
Kilas 70--- sebuah majalah dinding Pondok Madani yang terbit tiap hari.Alif dan
kawan-kawannya (Sahibul Menara) tumbuh di tengah ketatnya penegakan disiplindan
dorongan semangat untuk maju, dengan prinsip man jadda wa jadda yakni siapa
yangbersungguh-sungguh akan berhasil, dan itu pulalah yang para sahibul menara
terapkansehingga mereka bisa berhasil. Mereka harus belajar sejak bangun dini
hari (04.30) sampaimenjelang tengah malam (22.00). Mereka tidak boleh terlambat
sedikit pun dalammengikuti semua kegiatan pondok yang telah dijadwal secara
ketat. Mereka hidup dalam pengawasan petugas keamanan pondok (Kismul
Amni ) yang siap mencatat dan menghukumtiap santri yang melanggar
peraturan pondok tanpa pandang bulu.
Dengan deskripsi ruang yang nyaris sempurna, A.
Fuadi berhasil memetakan seluk-belukdunia pesantren modern yang selama ini
hanya menjadi cerita dari mulut ke mulut. Pahitdan getir, riang dan gamang kaum
santri dengan humor khas pesantren ditandaskandengan modus pengisahan yang
menakjubkan. Tengoklah berbagai alasan yang sengajadirancang sahibul-menara
agar mereka beroleh izin keluar PM, bersepeda mengelilingi KotaPonorogo, dan
tak lupa melintas di pintu gerbang pesantren putri, sekadar ''nampang''.Begitu
pula siasat Dulmajid yang memengaruhi ustad Torik agar memperoleh izin
nontonbareng pertandingan final bulu tangkis di lingkungan PM, padahal qanun
(aturan pondok)menegaskan, santri PM dilarang menonton TV. ''Ustad,
lob antum itu mirip sekali denganpunya Icuk dan smash antum mirip Liem Swie
King. Kalau nggak percaya, kita tonton siaranlangsung besok malam” kata
Dulmajid. Ustad Torik langsung takluk dan ter jadilah peristiwabersejarah itu:
TV masuk PM.Pada bagian yang mendominasi hampir seluruh bagian novel ini A.
Fuadi merefleksikanpengalamannya saat belajar di Pondok Modern Gontor.
Sepertinya, hampir semua bagian novel ini
memang merupakan catatan pengalaman hidup A. Fuadi. Dia masuk PondokModern
Gontor atas permintaan ibunya. Di pondok ini dia menjalani jadwal belajar
yangketat, dan di pondok ini pula dia bertemu dengan kiai dan ustad yang
diberkahi keikhlasandalam mengajarkan ilmu hidup dan ilmu akhirat. Gontor pula
yang membukakan hatinyakepada rumus sederhana tapi kuat,man jadda wa jadda ada
pula cerita ketika Alif Fikri dan kawan-kawan sekamarnya kepergok terlambat ke
masjid. Mereka disergap oleh petugas keamanan pondok di tengahlapangan. Karena
sosok sang petugas mirip Mike Tyson, Fuadi pun menyebutnya
sebagai"sergapan pertama Tyson". Begitu juga kerja keras para
kruHarian Kilas 70, yang intinyahanya menggambarkan kesibukan para santri dalam
menyiapkan majalah dinding hariantersebut, bisa dikisahkan secara menarik,
sekaligus mengandung makna man jadda wa jadda.
Suatu hari saat Alif yang bertubuh kecil melihat ada seorang gadis yang cantik dan
jarang dilihat dipondok pesantren alif yang tidak yakin bisa bertemu dengan
gadis yang disinyalir adlah anak salah satu ustad akhirnya dapat bertemu dan
mengobrol. Namanun karena peraturan yang sangat ketat untuk dilarang
berbincang-bincang dengan sesorang yang bukan muhrim maka pertemuan dengan si
gadispun berakhir.
perjalanan darat Alif Fikri dan ayahnya dari
Sumatera Barat ke Gontor (Jawa Timur) pun iasebut sebagai semacam perjalanan
budaya, karena di sepanjang perjalanan merekamenyaksikan berbagai ekspresi
budaya masyarakat daerah-daerah dan kota-kota yang dilalaui n7a, dan pada akhir
cerita menceritakan tentang perjuangan yang dilalui oleh sahibul menara yang
akhirya berhasil. Mereka kini mahir berbahasa inggris, arab dan sudah sangat
sangat sukses bekerja sesuai dengan cita-cita mereka.
B.
ANALISIS
KAJIAN STRUKTURAL
1.
Tema
Adapun tema dari novel tersebut adalah pendidikan. Hal ini
dapat dilihat dari latar tempat yaitu di pesantren dimana kegiatan utama yang dilakukan
sehari-hari tokoh utama adalah belajar. Hal ini dapat dibuktikan melalui
kutipan novel berikut;
“bagai sebuah konspirasi besar untuk mencuci otak, metode
total immersion ini cocok dengan lingkunagn yang sangat mendukung. Tidak cukup
dengan itu entah siapa yang menyuruh banyak diantara kami yang membawa kamus.
Kalau bukan kamus cetak , kami pasti membawa buku mufradhat, buku tulis biasa
yang terpotong kecil sehingga lebih tipis dan gampang dibawa kemana-mana. Murid
dengan buku mufradhat ditangan gampang ditemukan sedang antri mandi, antri
makan, berjalan, bahkan di antara kegiatan olahraga sekalipun. ( hal. 133-135).
2.
Plot/alur
Alur dari novel adalah alur maju - mundur. Dimana cerita
adalah kilas balik ingatan tokoh utama akan masa silam ketika menimba ilmu di
Pondok Madani hingga membuahkan hasil yang menyenangkan di masa kini.
Kutipan novel :
Washington DC, Desember 2003, jam 16.00
Iseng saja, aku mendekat ke jendela kaca dan menyentuh
permukaanya dengan ujung telunjuk kananku. Tidak jauh, tampak The Capitol ,
gedung parlemen Amerika Serikat yang anggun putih gading, bergaya klasik dengan
tonggak-tonggak besar. Aku tersenyum. Pikiranku langsung terbangun jauh ke masa
lalu. Masa yang sangat kuat terpatri dalam hatiku ( hal. 1)
Aku tegak di atas aula madrasah negeri setingkat SMP. Sambil mengguncang-guncang telapak
tanganku , Pak Sikumbang, Kepala Sekolahku member selamat karena ujianku
termasuk sepuluh tertinggi di Kabupaten Agam (hal.5).
London, Desember 2003.
Gigiku gemelentuk, London yang berangin terasa lebih
menggigil dari Washington DC. Dulu kami melukis langit dan membebaskan
imajinasi itu lepas membumbung tinggi. Setelah kami mengerahkan segala ikhtiar
dan menggenapkan dengan doa, tuhan mengirim
benua impian kepelukan kami masing-masing. (hal. 405).
3.
Tokoh dan penokohan
Adapun tokoh dan penokohan dalam novel tersebut adalah
a.
Alif ( tokoh utama)
adalah tokoh yang protagonist. Alif digambarkan sebagai sosok generasi muda
yang penuh motivasi, bakat, semangat untuk maju dan tidak kenal menyerah.
b.
Baso dalam novel ini
adalah tokoh yang protagonist. Teman Alif sesama sahibul menara.
c.
Raja adalah tokoh yang
protagonist. Teman Alif sesame sahibul menara.
d.
Said dalam novel ini
tokoh protagonist. Teman Alif sesame sahibul menara.
e.
Dulmajid dalam novel
ini tokoh yang protagonist. Teman Alif sesame sahibul menara.
f.
Atang dalam novel ini
tokoh yang protagonist. Teman Alif sesame sahibul menara.
g.
Ustad Salman dalam
novel ini tokoh yang protagonist. Wali kelas Alif, laki-laki muda bertubuh
kurus bersuara lantang. Dengan kata aku.
Analisis
Penokohan
Tokoh
Protagonis
Tokoh
Protagonis yaitu Tokoh berprilaku baik didalam suatu cerita. Didalam novel yang
berjudul “NEGERI 5 MENARA“ ini tokoh- tokoh yang termasuk tokoh protagonis yaitu :
1.
Alif Fikri
Dia adalah
pemeran utama dalam novel ini, dia berasal dari Maninjau BUKIT TINGGI, Dia anak
yang baik, selalu usaha dalam melakukan sesuatu.
Berikut
cuplikannya:“ kalau begitu,kalau kita mau berhasil ujian ini, kita belajar
sedikit lebih lama dari kebanyakan teman –teman di Kamp konsentrasi ,“Simpulku.
“ Bismillah ya Tuhan, sudah aku kerahkan segala usaha, sekarang
aku serahkan penampilanku kepadamu dengan segala ikhlas,”gumamku.
2.
Raja Lubis
Dia
merupakan teman Alif pada waktu di PM,dia anak yang pintar dan memiliki
pengetahuan yang luas.
Berikut
Cuplikannya : “Untuk menarik perhatian pendengar, selain menggunakan suara yang
lantang, ikat meraka dengan matakau, pandang mata mereka dengan lekat,” saran
Raja sambil mengarahkan 2 jari kemataku.
“Arti harfiahya Kotak, bukan lemari (tempat pakaian buku dan
segala macam yang kita punya.Lemari kecil yang lebih menyerupai kotak,” terang
raja yang memiliki banyak informasi dan dengan senang hati berbagi.
3.
Baso
Salahuddin
Dia adalah
teman alif di PM,dia anaknya pendiam , sangat taat terhadap aturan dan
mempunyai keinginan untuk menghafal Al-Qur’an .
Berikut kutipan ceritanya : “melihat yang bukan
mukhrim bisa menghilangkan hapalan Al-Qur’an ku”, kata baso dengan suara rendah.
4.
Said Jufri
Dia adalah
teman alif di PM, dia anak yang selalu optimis memberikan saran –sarannya .
berikut kutipan ceritanya : “tenang akhi , sebentar lagi
kita akan selamat . asrama tinggal 100 m lagi insyaallah tidak akan kena
hukum”, kata said dengan sangat optimis.
Said , ”Ya akhi , sebelum keasrama ,kita ke studio foto dulu yuk .
kapan lagi tiga orang berkepala shaolin berfoto pakai sarung.” , said memang
selalu tau bagaimana mengambil sisi positif dari setiap bencana .
5.
Atang
Dia adalah
teman Alif pada waktu di PM, dia anak yang memiliki wajah serius, mudah
mengenal seseorang, patuh terhadap aturan dan juga baik.
Berikut
kutipan ceritanya :
“Eh......kenalkan nama saya Atang,” sambil menyorongkan tangannya,
dan buru – buru dia menambahkan , “saya dari Bandung urang sunda,”
“Said, ingat jangan kita menjadi Jasus 2x dalam 2 bulan,” sahut
Atang disaat hendak melakukan kesalahan.
“Aku juga tidak punya duit sekarang, tapi aku bisa menjamin
tinggal kalian selama diBandung. Pergi ke Bandung jelas tidak bayar karena naik
mobil bapakku, untuk ongkos kembali dari Bandung ke PM aku bisa meminjamkan
nanti,” bujuk Atang pada saat ingin mengajak Alif dan Baso.
6.
Dulmajid
Dia adalah
teman Alif juga pada waktu di PM, dia anak yang baik, suka bercanda, setia
kawan.
Berikut
kutipan ceritanya :“ Lif, aku akan menunggumu sampai kamu selesai mengerjakan tugas
itu ,” kata Dulmajid
7.
Amak
Beliau
merupakan Ibu Alif , yang memiliki sifat jujur, adil sekaligus baik hati.
Berikut kutipan ceritanya : “Bang Ambo ingin berlaku
adil , dan keadilan hrus dimulai dari diri sendiri, bahkan anak sendiri.
Aturannya siapa yang tak mau praktek menyanyi dapat angka merah,” kata Amak
ketika Ayah bertanya, “kok tega memberi angka buruk pada anak.
“Kita disini adalah pendidik. Kalau kayak begini ini bukan
mendidik, kemana muka kita disembunyikan dari Allah yang maha melihat.Ambo tak
mau ikut bersokongkol dalam ke tidak jujuran ini,” frontal dan pas di ulu hati.
8.
Ayah Alif
Beliau
adalah orang yang baik, tidak banyak bicara tapi sekali bicara langsung merasuk
di hati. Berikut kutipa ceritanya : “ Pak anak ambo kelakuanya
baik dan NEMnya termasuk paling tinggi di Agam, kami kirim untuk mendalami
agama,” ucap ayah pada saat berbicara dengan pak Sutan yang menjengkelkan.
9.
Kyai Rais
Beliau
adalah guru besar Alif pada waktu di PM,
Beliau orang yang sangat sabar, berwibawa, dan setiap kata – katanya enak
didengar, merasuk dalm hati dan selalu benar terjadi jika dilaksanakan dengan
sungguh – sungguh.
Berikut
kutipan ceritanya : “Mandirilah maka kamu akan jadi orang merdeka dan maju.
I’timad Ala Nafsi, bergantung pada diri sendiri, jangan dengan orang lain,
cukuplah bantuan Tuhan yang menjdi panutanmu,” Nasihat Kyai Rais.
10. Kak Iskandar
Dia adalh
ketua asrama Al barq, tenpat Alif dengan Sahibul yang lain tidur, dia orang
yang tegas dan baik.
Berikut
kutipannya : “ Sebelum tidur, kami akan bacakan Qonun, aturan tidak tertulis
yng tidak boleh dilanggar. Pelanggaran pasti akan diganjar sesuai dengan kesalahannya
dan ganjaran paling berat adalah dipulangkan dari PM selama – lamanya,” katanya
dengan serius dan tegas.
11. Randai
Dia adalah
teman kecil (teman akrab) Alif di Maninjau (dikampungnya), dia anaknya sedikit
sombong, tapi dia juga baik.
Berikut kutipannya
: “Kmu belum pernah lihat Komputer kan ? nah disini semua murid ikit
belajar komputer karena sekolahku baru membuat Lab komputer yang paling modern
di kota kita,senagnya” katanya dengan bangga hati.
12. Ust Faris
Dia adalah
Guru Alif di PM, beliau mengajar Al- Qur’an Hadist,orangnya baik dan selalu
memberi nasihat yang baik pula.
Berikut
kutipannya : “Bacalah Al – Qur’an dan Al Hadist dengan mata hati kalian, resapi
dan lihatlah mereka secara menyeluruh, saling berkait menjadi pelita bagi
kehidupan kita,” katanya dengan suara Bariton yang sangat terjaga vibranya.
13. Ust Kholid
Beliau adalah ustad yang sangat berpengalaman,
dia juga pernah menuntut ilmu di Kairo, orangnya baik.
Brikut
kutipannya : “ Iya sederhanya, kalau kita mewaqafkan tanah jesekolah maka tanah
itu berpindah ketangan sekolah itu
selamanya untuk kepentingan sekolah dan umat. Dan saya, karena tidak punya
tanah, yang saya waqafkan diri saya sendiri,” kata Ust Khalid.
14. Ust Salman
Beliau
adalah Wali Kelas Alif di PM, orangnya baik, dan beliau mengajar pelajaran
sejarah di PM.
Berikut kutipannya : “
Sejarah bukan seni bernostalgia, tapi sejarah adalah ibrah pelajran yng bisa
kita tarik ke masa sekarang, untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik,”
jelasnya.
“ Jadi pilihlah suasana hati kalian, dalam situasi paling kacau
sekalipun, karena kalianlah master dan penguasa hati kalian. Dan hati yang
selalu bisa dikuasai pemiliknya adalah hati orang sukses,” tandasnya dengan
mata berkila - kilat.
Tokoh Antagonis
Tokoh
Antagonis yaitu tokoh yang biasanya memiliki prilaku yang jelek atau jahat,
dalam Novel ini tokoh yang bertidak sebagai tokoh antagonis yakni :
1. Tyson ( Rajab Suja’i)
Dia merupakan orang terhoror (paling di takuti) Alif selama di
PM,wajahnya sangat menyeramkan dan mudah marah begitu saja.
Berikut kutipannya : “Hei...... nanti dulu,
kalian tetap dihukum, di PM tidak ada kesalahan yang berlangsung tanpa dapat
ganjaran ,” hardik si Tyson.
2. Ust Torik
Dia adalah orang keduayang paling ditakuti setelah Tyson, dia
tidak banyak bicara tapi sekali bicara menakutkan.
Berikut kutipannya : “Kamu ngomong apa ??? bicara
yang jelas, lihat mata saya,” potongnya , matanya yang dalm mencorong tajam
4.
Latar
Adapun latar dari novel ini adalah di Pondok Madani hal ini
didukung oleh tema yang ada yaitu pendidikan. Karakter tokoh utama juga
mendukung latar yang ada.
Kutipan novel:
Pondok madani diberkati oleh energy yang membuat kami
sangat menikmati belajar dan selalu ingin belajar berbagai macam ilmu,
lingkungannya membuat orang yang tidak belajar menjadi orang aneh. Karena cukup
sulit menjadi pemalas di PM. ( hal. 264).
5.
Sudut pandang
Dalam novel ini penulis menggunakan sudut pandang orang pertama.
Hal ini dikarenakan tokoh utama selalu menyebut dirinya denagn kata aku.
Kutipan novel:
Aku baca suratnya sekali lagi. Senang membaca surat dari
kawan lama. Tapi aku juga iri. Rencana masuk SMA nya juga rencanaku dulu. Aku
menghela napas dan menatap kosong ke puncak pohon kelapa. Aku tidak boleh
terlambat lagi. Aku kapok jadi jasus. Aku jera menjadi drakula. ( hal.
102-103).
6.
Gaya bahasa
Gaya bahas yang digunakan penulis dalam novel ini sangat
inspiratif. Dari tiap kata-katanya kita merasakan kekuatan pandangan hidup yang
mendasari bangkitnya semangat untuk mencapai harga diri, prestasi, dan martabat
diri.
Kutipan novel:
Dulu kami melikus langit dan membebaskan imajinasi itu
lepas membumbung tinggi. Aku melihat awan yang seperti Benua Amerika , raja
bersikeras awan sama berbentuk Eropa, sementara Atang sangat percaya bahwa awan
itu berbentuk Afrika. Baso malah melihat semua ini dalam konteks Asia, sedang
Said dan Dulmajid awan itu berbentuk peta kesatuan Indonesia. Dulu kami tidak
takut bermimpi. Meski juga kami tidak tahu bagaimana merealisasikannya. Tapi
lihat hari ini , setelah kami mengerahkan segala ikhtiar dan menggenapkan
dengan doa, tuhan mengirim benua impian kepelukan kami masing-masing. Kun
fayakun, maka semua berawal dari impian, kini hidup yang nyata (hal. 405).
7.
Amanat
Adapun amanat dari novel ini adalah sebuah perenungan yang
diberikan penulis bagi penbaca untuk tidak putus asa dalam hidup dan bermanfaat
bagi diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan agama.
Kutipan novel:
Jangan pernah meremehkan impian walau setinggi apapun,
tuhan sesungguh maha mendengar.
Man jadda wajada, siapa yang sungguh-sungguh akan berhasil.
( hal. 405)..
Amanat
bagi pembaca berikutnya adalah pentingnya kedinamaisan.
Berikut
terdapat di Novel Negeri 5 menara
tentang pentingnya kedinamisan dalam hidup bagi orang-orang yang berilmu
“orang
yang berilmu dan beradab tidak akan diam dikampung halaman. Tinggalkan negerimu dan mernataulah ke negeri orang.
Merantaulah, kaua kan mendapatkan pengganti dari kerabat dan kawan.
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang .. singa jika
tak tinggalkan sarang tidak akan mendapatkan mangsa. Bijih emas bagaikan panah
biasa sebelum digali dari tambang. Jika matahari diorbitnya tidak bergerak dan
terus diam tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.
Selain
amanat yang telah dijelaskan diatas oleh novel negeri 5 menara juga member
pesan agar meraih ilmu dan pendidikan setinggi-tingginya. Karena orang berilmu
memiliki derajat yang lebih tinggi dari pada orang yang tidak berilmu. Hal
tersebut dapat dilihat dalam kutipan naskah novel negeri 5 menara pada halaman
49 ketika Kiai Rais berceramah.
Menuntut
ilmu karena tuhan memudahkan jalan kalian ke surga, malaikat membentangkan
sayap buat kalian, bahkan penghuni langit dan bumi sampai ikan paus di lautan
memintakan ampun bagi orang yang berilmu. Reguklah ilmu di sini dengan membuka
pikiran , mata dan hati kalian”.
Pondok
Pesantren Madani adalah salah satu sarana bagi siswa dalam menimba ilmu. Dari
kutipan ceramah Kiai Rais dapat dipahami bahwa para pencari ilmu adalah
orang-orang yang dimudahkan dalam meraih surga. Dari itu, dapat dimaknai bahwa
penulis ingin menyampaikan pesan kepada pembaca bahwa supaya masyarakat mencari ilmu setinggi-tingginya karena sesuai
dengan kutipan tersebut bahwa pencari ilmu diberi kedudukan yang lebih istimewa
yakni dimudahkan jalan menuju surga. Pesan yang disampaikan penulis dapat
diartikan bahwa salah satu jalan menuju surga adalah mencari ilmu
sebanyak-banyaknya . jadi pesan penulis bagi pembaca yakni menganjurkan pembaca
agar meraih ilmu yang setinggi-tingginya meskipun harus keluar kampong dan jauh
dari keluarga.
Disamping
itu, terdapat amanat-amanat yang tersurat terdapat pula pesan singkat yang
tersirat. Pesan yang tersirat adalah pesan yang terkandung dalam sebuah karya
sastra meskipun tidak ada bukti konkrit dari naskah suatu karya sastra
tersebut. Pesan tersirat tersebut
yakni mengenai keutamaan doa dan ridho orang tua dalam kehidupan Alif
sang pemeran utama adalah seorang anak yang datang dari keluarga sederhana dan
masih memiliki keturunan darah ulama .
cita-cita Alif sebenarnya inginmenjadi seorang insinyur. Tokoh idolanya adalah
Habibie. Setelah ia lulus dari Madrasah Tsanawiyah , sebenatnya ia ingin
melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi yakni SMA. Karena ia menganggap tiga
tajun menempuh pendidikan di Tsanawiyah telah cukup bekal dasar ilmu agamanya.
Ia ingin mempelajari ilmu non agama dan melanjutkan kuliah di UI tai ITB. Namun
keinginan dan cita-citanya tersebut terhalang denagn keinginan orang tuanya ingin menjadikan putranya seperti Buya
Hamka. Pada awalnya Alif berontak tapi akhirnya ia berfikir bahwa tidak ada
gunanya melawan keinginan ibunya yang mulia itu. Hingga ia memutuskan untuk
menempuh pendidikan menengahnya di pesantren madani jawa. Banyak kisah yang ia
hadapi bersama teman-temannya yang datang dari berbagai daerah. Hingga akhirnya
ia meraih kesuksesan di Ameriak. Hal tersebut pada dasarnya tak luptu dari doa
dan ridho yang diberikan oleh orang tuanya.
Penulis memberikan pesan kepada pembaca, bahwa doa dan ridho orang tua
adalah sesuatu yang harus diutamakan. Meskipun pesan tersebut tidak tersurat.
Namun dapat dipahami oleh pembaca yang telah selesai membaca keseluruhan
cerita.
Banyak kelebihan atau
nilai-nilai positif yang terkandung dalam Film Negeri 5 Menara ini, diantaranya
adalah:
Berbakti
kepada orang tua & visi hidup
Alif
menunjukkan sosok yang taat kepada keinginan orang tuanya, walaupun ia harus
mengorbankan cita-citanya untuk bersekolah di Bandung. Orang tua pasti ingin
memberikan yang terbaik untuk anaknya. Amak Alif menginginkan ada bibit unggul
yang masuk ke dalam pesantren, karena selama ini pesantren dianggap sebagai
‘bengkel’ untuk merenovasi akhlak dan perbuatan anak yang dimasukkan ke sana.
Keinginan Amak Alif agar Alif menjadi ulama seperti Buya Hamka, agar Alif
bermanfaat untuk umat merupakan ide yang sungguh mulia. Banyak di sekitar kita
yang berlomba-lomba menyekolahkan anaknya di sekolah yang popular secara
akademis atau fasilitas, tanpa mempertimbangkan kebermanfaatannya ke depan. Visi
seorang Amak mampu menggiring penonton untuk berpikir bahwa kita membutuhkan
sosok-sosok yang bisa memikirkan dan bermanfat untuk sesama, bukan sosok-sosok
yang sibuk memikirkan dirinya sendiri. Keinginan Baso untuk menghafal Al Quran
juga didorong keinginannya untuk mempersembahkan jubah kemuliaan untuk
orangtuanya yang telah meninggal. Penonton akan diajak untuk merenungkan hal
apa yang sudah diberikan pada orang tua tercinta. Adegan ini mestinya mampu
mengajak penonton untuk berbakti pada orang tua.
Pola
asuh demokratis
Walaupun
Alif pada awalnya tidak setuju dengan keinginan orangtuanya untuk melanjutkan
pendidikan ke pondok pesantren, orang tua Alif tidak menunjukkan kesan memaksa,
tetapi tetap bersikap biasa seperti tidak terjadi masalah setelah Alif lari
dari rumah dan mengurung diri di kamar. Hal ini terlihat dari Amak yang
membawakan makanan ke kamar Alif. Ketika menemui perbedaan pendapat, orang tua
sebaiknya tidak berkata keras kepada anak agar anak tidak semakin membangkang.
Dalam film ini terlihat orang tua Alif yang tetap bijak menanggapi
ketidaksetujuan Alif.
Keikhlasan
Tampak
keikhlasan Alif ketika akhirnya menuruti keinginan orang tuanya untuk
melanjutkan sekolah di Pondok Madani. Ayah Alif juga terlihat ikhlas merelakan
harta mereka yang berupa kerbau untuk biaya sekolah Alif. Keikhlasan juga
tampak setelah Alif membatalkan rencana menjawab asal tes masuk pondok Madani.
Para ustad yang menurut Kyai Rais tidak dibayar pun mampu membuat kita
membandingkan dengan banyak kalangan pegawai dewasa ini yang masih suka
menuntut gaji yang lebih tinggi. Segala sesuatu kalau ikhlas dilakukan
InsyaAllah akan menjadikan jalan yang ditempuh serasa ringan, bebas dari beban.
Bayangkan kalau semua anak didik di Indonesia tidak ikhlas bersekolah, apa yang
akan mereka dapat di sekolah? Di film ini, keikhlasan tergambarkan dengan cukup
baik.
Motivasi
Ayah
Alif memotivasi Alif melalui transaksi jual beli kerbau. Proses tawar-menawar
kerbau dilakukan di dalam sarung, dengan kode-kode tertentu. Ayah Alif memberikan
pemahaman kepada Alif agar kita harus berani mencoba rasanya dulu sebelum tahu
baik atau buruknya sesuatu, jadi Alif dianjurkan untuk tidak cepat menilai.
Kyai
Rais dalam pidatonya mengatakan bahwa para santri akan dididik menjadi orang
besar, tetapi bukan orang besar seperti pengusaha besar, menteri, ketua partai,
ketua DPR/MPR, atau ketua ormas Islam. Orang besar yang dimaksud Kyai Rais
adalah menjadi orang yang akan menyebarkan ilmunya sampai ke pelosok negeri.
Beberapa kali juga ditampilkan tulisan “Ke Madani, Apa Yang Kau Cari”, sehingga
tulisan ini seolah mengingatkan para santri untuk terus meluruskan niat selama
belajar di pondok pesantren.
Pada
hari pertama masuk kelas, Ustad Salman membawa batang kayu dan pedang yang
sudah berkarat. Di depan kelas ustad Salman terus berusaha menebas batang kayu
itu dengan pedang tadi. Setelah ditebas terus-menerus, akhirnya batang kayunya
dapat terbelah juga. Kemudian Ustad Salman berseru “Man Jadda Wajada, ingat,
bukan yang paling tajam, siapa yang bersungguh-sungguh, dia yang akan berhasil,
Man Jadda Wajada!!!”, akhirnya pepatah alias mantra berbahasa arab ini
terus-menerus didengungkan oleh para santri. Mantra ini mampu menyihir keadaan
yang pesimis menjadi optimis. Siapa sangka pedang tumpul berkarat mampu menebas
batang kayu yang kuat? Man Jadda Wajada, Siapa yang bersungguh-sungguh
akan berhasil, sebuah mantra ajaib yang senantiasa menyemangati setiap usaha.
Metode yang dipakai oleh ustad Salman itu patut dicontoh oleh para pendidik.
Kita membutuhkan ilustrasi yang tepat untuk dapat memotivasi anak didik agar
tujuannya tecapai. Saya rasa, adegan membelah kayu itu merupakan hal luar
biasa, akan susah dilupakan.
Persahabatan
Ada
pesahabatan yang kokoh diantara Alif, Baso, Raja, Atang, Said, dan Dulmajid,
yang dijuluki Sahibul Menara. Kekokohannya tergambarkan dalam awal pesahabatan
mereka di pondok Madani sampai bertahun- tehun kemudian setelah mereka melalang
buana ke negeri-negeri impian mereka. Biasanya, seiring berjalannya waktu,
jalinan persahabatan dengan teman-teman sekolah semakin mengendor tergerus
persahabatan baru yang terjalin, tetapi di film ini digambarkan kebalikannya,
ini menunjukkan ikatan silaturahmi yang dengan kuatnya tetap terjaga. Dalam
persahabatan itu mereka juga saling menguatkan, terlihat ketika Alif mulai
patah semangat, ingin meninggalkan pondok Madani dan meneruskan SMA di Bandung.
Setelah dikucilkan karena impiannya ini, ada temannya yang menguatkan Alif
untuk tetap meneruskan pendidikannya di pondok Madani.
Kerja
sama
Di
hari pertama, tampak sahibul menara saling bekerja sama mangangkat lemari yang
baru di beli. Kerja sama lainnya juga terlihat ketika sahibul menara membantu
memperbaiki diesel yang sering macet. Hal lain terlihat pula ketika Alif, Said,
Atang, Raja, dan Dulmajid saling bekerja sama membantu latihan lomba pidato
bahasa Ingrisnya Baso dengan membuat orang-orangan memakai kayu dan sarung. Pun
ketika Baso mengalami ‘kemacetan’ ketika lomba, para sahibul menara langsung
membantunya dengan menghadirkan orang-orangan itu ke ruang lomba sehingga Baso
pun akhirnya meraih juara. Ketika sahibul menara berkeinginan menonton final
piala Thomas, mereka mengajak ustad Salman untuk membujuk Ustad Thorik
menyetujui usul itu. Dengan kerja sama melalui strategi bermain bulu tangkis bersama
sambil mengobrol tentang pentingnya menyaksikan pertandingan final piala Thomas
di televisi, akhirnya keinginan itu bisa terwujud. Kerja sama yang sangat bagus
juga ditunjukkan dalam persiapan dan pelaksanaan pentas teater Ibnu Batutah.
Dengan semangat sahibul menara mesti jauh-jauh menuju perkotaan Ponorogo untuk
membeli es. Di adegan film digambarkan akhirnya sahibul menara kembali ke
pondok Madani dengan mengendarai beberapa becak, dengan becak terakhir berisi
para tukang becak. Pementasan Ibnu Babtutah sendiri akhirnya berjalan dengan
memuaskan.
Kerjasama
mutlak diperlukan karena setiap orang tidak mungkin bisa hidup sendiri. Kerja
sama yang baik ditunjukkan dalam film ini melalui pembagian tugas.
Tanggung
jawab
Adegan
tentang tangung jawab terlihat dalam adegan Alif yang mengerjakan soal tes
masuk pondok Madani menggunakan pena warisan kakeknya, setelah melihat dukungan
ayahnya dari luar jendela. Alif merevisi jawaban asalnya menjadi jawaban yang
benar karena Alif merasa bertanggung jawab kepada pilihannya akhirnya, yaitu
belajar di pondok pesantren. Kyai Rais juga meminta sahibul menara untuk
bertanggung jawab memikirkan solusi dari keluhan masalah diesel yang
disampaikan sahibul menara. Manusia yang baik adalah manusia yang bisa
bertanggung jawab terhadap segala hal yang berasal dari dirinya. Di film ini
tergambarkan tanggung jawab terhadap pilihan dan tanggung jawab terhadap
perbuatan.
Disiplin
terhadap waktu
Ketika
lonceng sudah dibunyikan, tanda bahwa para santri sudah harus ke masjid untuk
salat maghrib, sahibul menara masih berurusan dengan angkut-mengangkut lemari,
sehingga akhirnya mereka dihukum oleh penjaga ketertiban dengan hukuman jewer
satu sama lain. Visualisasi ini mengajarkan pada kita bahwa kalau kita tidak
bisa memanfaatkan waktu dengan baik, kerugian akan didapat.
Berani
bermimpi
Kebiasaan
sahibul menara memandang awan di bawah menara sambil menyatakan
impian-impiannya pergi menuju berbagai negara merupakan hal yang patut diacungi
jempol. Banyak generasi muda kita yang bermimpi saja takut. Padahal, mimpi yang
berani kita utarakan akan mendorong kita melakukan langkah-langkah untuk
mencapainya. Dan Tuhan adalah maha mendengar dan maha menjadikan. Terbukti di
akhir film, mimpi-mimpi sahibul menara terwujud semua. Karena itu, kita diajari
untuk tidak meremehkan mimpi.
Kerja
keras
Kerja
keras Alif terlihat ketika di tengah malam Alif masih mengerjakan laporan
berita untuk diberikan kepada Kak Fahmi sebagai syarat bergabung dalam majalah
Syams, padahal teman-teman sekamarnya sudah tidur semua. Alif juga berjuang
untuk memenangkan taruhan dari temannya untuk mendapatkan foto Sarah. Piala
didapatkan Baso setelah dia berlatih keras dalam lomba pidato bahasa Inggris.
Apa yang kita inginkan menuntut kerja keras kita untuk meraihnya. Jarang ada
sesuatu yang instan yang bisa kita raih, semuanya membutuhkan usaha, dan film
ini menggambarkannya dengan baik.
Kreativitas
Adegan
lucu Baso yang hampir terlambat menuju masjid dan terpaksa memakai selimut yang
sedang dijemur sebagai sarung merupakan sisi kreativitas yang coba dihadirkan
di film ini. Terkadang kita dituntut cepat untuk menyelesaikan masalah.
Berpikir out of the box sering menjadi jawaban atas banyak masalah.
Sikap
jujur
Kyai
Rais menolak mentah-mentah suap-an seorang tentara yang menginginkan anak
pimpinannya diloloskan untuk masuk ke pondok Madani, pasca ketidaklulusannya.
Sikap Kyai Rais ini memberikan keteladanan sosok pemimpin yang jujur, yang mana
negeri kita sekarang benar-benar haus akan sosok seperti ini.
Menetapkan
prioritas
Baso
akhirnya harus meninggalkan sekolahnya karena neneknya sakit keras. Segala
bujukan teman-temannya untuk tetap tinggal di pesantren ditolaknya secara
halus. Ia mengatakan bahwa yang datang menjemputnya jauh-jauh adalah tetangganya.
Jika tetangganya saja sudah berkorban sejauh itu untuk neneknya, maka memang
Baso sebaiknya meninggalkan pondok Madani. Hal yang hampir sama juga terjadi
pada ustad Salman yang akhirnya harus meninggalkan pondok Madani untuk berumah
tangga. Dukungan untuk pergi dari pesantren didapatkannya dari Kyai Rais. Hidup
itu diwarnai dengan pilihan-pilihan. Maka menetapkan hati dengan melihat
baik-buruknya merupakan hal utama yang harus dilakukan dalam menetapkan
prioritas. Kita sebagai manusia berakal dituntut pintar dalam hal yang satu
ini.
Sistem
pendidikan modern pesantren
Dalam
novel ini tergambar dengan jelas bahwa pesantren itu tidak selalu identik
dengan ngaji. Tetapi di pesantren pun kegiatan-kegiatan yang merupakan
penyaluran hobi juga digiatkan. Taruhlah kegiatan olah raga, kesenian, ataupun
jurnalistik. Semua keinginan santri terwadahi. Bahkan di film ini diperlihatkan
sosok Kyai Rais, yang notabene adalah pimpinan pondok pesantren, jago memainkan
gitar.
Kurang
rasanya kalau saya banyak membicarakan tentang nilai-nilai positif atau
kelebihan film Negeri 5 Menara tetapi tidak membicarakan kekurangannya. Ok,
menurut saya, kekurangan film ini diantaranya:
Akting
dari seorang adik Alif terlihat sangat kaku, sehingga kurang terlalu enak untuk
dilihat.
Baso
terlihat lebih mendominasi dalam cerita dibanding tokoh utamanya, Alif.
Kurang
tergambarkan kerja keras dan perjuangan para santri di pondok Madani dalam
belajar. Memang ada satu adegan dimana Alif megerjakan tugas sampai malam, tapi
untuk kegiatan belajar menjelang ujian misalnya, tidak tergambarkan di film.
Adegan
ustad Salman ketika melihat Alif masih mengerjakan tugas sampai malam kemudian
mengatakan “Going the extra miles” tidak segera dilanjutkan dengan tahapan
penjelasan bahwa going the extra miles berarti berusaha di atas rata-rata orang
kebanyakan. Padahal menurut saya, kalimat ini penting, dan belum tentu semua
orang yang menonton film ini memahami arti kalimat yang disampaikan ustad
Salman itu.
Akhir
dari cerita ini terlalu tiba-tiba. Tidak diceritakan walau itu berupa
tulisan-tulisan singkat & cepat mengenai perjalanan kehidupan sahibul
menara. Tahu-tahu, Alif, Raja. Dan Atang sudah ada di Trafalgar Square London
dan menghubungi anggota sahibul menara lainnya.
Nilai negatif
Melawan terhadap orang tua, ketika
ama menyuruh alif untuk meneruskan sekolah di pesantren alif menghardik ibunya.
Kutipannya adalah “aku tidak
ingin”,
Nilai negatif lainnya ketika alif
meremehkan orang yang bersekolah di pesantren, dialog ini terjadi saat Alif dan ibunya berdebat untuk masuk ke
madrasah atau pesantren “tapi bukan salah ambo orang tua lain mengirim anak
yang kurang cadiak masuk madrasah”
Kutipan negative lainnya dalah ketika Alif
mulai pesimis akan kemajuan hidupnya di madrasah “ Tuhan mungkin kah aku bisa
menginjakkan kaki di benua lainnya, dan akan kah dengan bersekolah dimadrasah
ini kehidupan ku akan berubah?”
“Ya Tuhan aku tidak punya tenaga
untuk menhafal Al-Quran ini”
Menjadi nilai negatif karena alif
pesimis dan belum berusah untuk mengerahkan kemampuannya.
DAFTAR PUSTAKA
Fuadi, A. 2009. Negeri
5 Menara. Jakarta : PT Gramedia
Coin Casino: 100% up to €100 + 100 Free Spins on Sign up!
BalasHapusThe coin casino game has been designed 인카지노 to give players the opportunity to 1xbet enjoy real-life games. This casino is licensed and certified by the Malta Gaming หาเงินออนไลน์ Authority