Rabu, 30 Mei 2012

Meningkatkan kemampuan Siswa berbicara melalui Metode Role Playing (Bermain Peran)



Sebelum saya membahas mengenai metode ini dan fungsinya untuk siswa makan akan dibahas terlebih dahulu mengenai pengertia dari metode, dan metode roleplay itu sendiri. Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti jalan atau cara. Dalam ilmu fislafat dan ilmu pengetahuan, metode adalah cara memikirkan atau memeriksa sesuatu hal menurut suatu rencana tertentu. Sedangkan dalam dunia pengajaran metode adalah rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan approach (bersifat filosofis atau aksioma) tertentu (Hidayat, 1987: 60).
Metode pembelajaran meliputi semua hal yang termasuk dalam proses pengajaran dari mulai pemilihan bahan, urutan bahan, penyajian bahan, hingga pengulangan bahan (Hidayat, 1987: 68). Dalam metode pembelajaran berbicara dikelas ini saya akan menggunakan metode role playing (bermain peran) dalam pembelajaran berbicara. Tentu hal ini berdasarkan kajian teori peneliti tentang metode role playing (bermain peran) sebagai berikut.
Metode role playing (bermain peran) menurut Sanjaya (2009: 159) adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang muncul pada masa mendatang. Sedangkan menurut Suyatno (2009: 70) metode role playing (bermain peran) adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan metode role playing (bermain peran) adalah metode pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan serta pengkreasian peristiwa-peristiwa yang diimajinasikan dengan cara memerankan tokoh hidup atau mati. Pembelajaran dengan Metode Role Playing (Bermain Peran) Sanjaya (2009: 159) menjabarkan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode role playing (bermain peran) sebagai berikut.
1) Persiapan
a.  Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai
b.  Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akam disimulasikan.
c. Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan       pemeran, serta waktu yang disediakan.
d. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya khusunya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.
2) Pelaksanaan
a.  Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
b.  Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
c.  Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.
d. Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.
3) Penutup
a. melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi
b. Merumuskan kesimpulan
guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi bersama siswa mengenai metode bermain peran.
 Kelebihan Metode Role Playing (Bermain Peran) Terdapat beberapa kelebihan pembelajaran dengan menggunakan metode role playing (bermain peran), diantaranya:
1. Dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang
sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
2. Dapat mengembangkan kreatifitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan  untuk memainkan perannya yang disimulsaikan.
3. Dapat memupuk keberanian dan rasa percaya diri.
4. Dapat memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
5. Dapat meningkatkan gairah siswa dalam pembelajaran (Sanjaya, 2009: 158).
            Menurut saya sendiri selain membenarkan pernyataan dari sanjaya Pembelajaran Berbicara dan Metode Role Playing (Bermain Peran) akan menimbulkan Keefektifan berbicara sebagaimana dijelaskan sebelumnya dipengaruhi beberapa faktor diantaranya kelancaran, relevansi, dan penguasaan topik.
Selain hal diatas keunggulan metode role playing (bermain peran) adalah memupuk keberanian dan rasa percaya diri. Keberanian dan kepercayaan diri ini memengaruhi kelancaran seseorang dalam berbicara. Semakin tinggi keberanian dan kepercayadirian seseorang semakin lancar dia berbicara kecuali untuk orang yang memiliki keterbatasan fisik. Sebagai upaya meningkatkan kelancaran siswa dalam berbicara dapat diterapkan metode role playing (bermain peran) yang dapat memupuk keberanian dan rasa percaya diri. Namun, tentu meningkatkan keberanian dan kepercayaan diri bukan hal yang mudah dan tidak dapat dilakukan hanya dengan satu kali pertemuan, perlu latihan dan pembiasaan. Selain keberanian dan kepercayadirian, rasa takut dan malu dapat memengaruhi kelancaran seseorang dalam berbicara.

Kelemahan Metode Role Playing (Bermain Peran)
Selain memiliki banyak kelebihan, metode role playing (bermain peran) pun memiliki kelemahan, diantaranya:
1. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan.
2. Pengelolaan yang kurang baik sehingga fungsi simulasi menjadi alat hiburan membuat tujuan pembelajaran terabaikan.
3. Faktor psikologis seperti rasa takut dan malu sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
Meningat dalam metode ini juga memiliki kekurangan maka kita sebagai guru harus memperhatikan hubungan isi dengan topik. Penggunaan metode role playing (bermain peran) diharapkan mampu meningkatkan skor nilai berbicara siswa. Metode role playing (bermain peran) dapat mengembangkan imajinasi dan penghayatan siswa dalam pembelajaran dan secara tidak langsung dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Siswa dengan imajinasi dan penghayatan yang tinggi diharapkan lebih mudah memahami topik pembicaraan. Setelah memahami topik pembicaraan, siswa diharapkan mampu merespon (berpendapat).
Penerapan metode role playing (bermain peran) juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas isi pembicaraan karena dapat meningkatkan meningkatkan gairah siswa dalam pembelajaran.
Motivasi siswa yang tinggi tentu akan meningkatkan rasa keingintahuan dan mendorong siswa lebih kritis. Metode role playing (bermain pran) dalam pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari aspek-aspek pembelajaran yang lain seperti bahan ajar dan media pembelajaran. Pemilihan dan penyajian bahan ajar serta penggunaan media pembelajaran yang tepat tentu sangat memengaruhi efektifitas metode role playing (bermain peran) dalam pembelajaran. Artinya, metode role playing (bermain peran) dapat efektif dalam pembelajaran jika dipadankan dengan pemilihan dan penyajian bahan ajar serta penggunaan media yang tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar